Powered By Blogger

Rabu, 06 Juni 2012

CARITA RAKYAT ASAL MULA POHON ENAU

KADHANEE PUKUNO KUNAU
 Zamani manguluno ari piharomo mongalo amia kalambe mokesa ikampo iwawono gunu. Piapata kakesano kalambe ngana ari, sampe sabha-sabharie mia mitee nopelue.
Akaalu wakutu amia ana mohane nopotabumo mai kalambe mokesa haleo I hara. Ana mohane haleo cia nobhari pikiri asono agori nopogau ane ia nopeelu mai kalambe haleo ari, hawai kalambe ane hewite nopimboi mamaea aipo dhanee nipikunino ilalo hateno. Ahirino ihaleo onela nipirasaino ana mohane haleo bundo nohende aso kalambe mokesa. Cia nabhari pikiri asono kalambe ana notarimae ana mohane humende asono haleo, sababu kalambe ana notarieimae ana mohane humende asono haleo, sababu kalambe ana nokoamba ane notola hajatino mia bhara nobawa musibah nabhita naipua. Pia haleo kalengono hendea kadhorua nobondomo uka, hawai kalambe haleo tatupu notarimae uka umel-umela. Sababu ia poali nojanji ilalo badhano. Nomo wulamo kolengono anemohane bundomo kumende asomo kabharino pato puluh maino, cia nggala nomia cikolano. Noratomo wakutu  nika tempo asono kapato pulu mia anamohane haleo nobundomo nggaaso namotatapu kalambe ana haleo kawiana manga ia. No pindongono ngaana ari kalambe ana nosesalimo pakeno haleo mai ciamo nopimbali namala kapatatu wakutu kawiano, sababu nowita bheri hake anamohane bundono humende isie. Ahirini kalambe haleo nopimani wakutu patopulu holeo  wai manga ana mohane haleo, hawai cunggula ompulu holeo tabhe kabundo kamoogau kaina.
Ompulu holeo kalengono, nobundomo manga ana mohane haleo mai harapa asono ndeeno ngaaso nitarima otwaaso nitoluno kalambe mokesa haleo, hawai parae nikaita  manga ana mohane haleo nokapimente-mente, sababu nokaita kokeno kalambe ana nopimbalimo purasano sau. Ompulu holeo katotoku bundomo uka manga ana mohane humendeno haleo mai kabharino tambah nokura, hake kadhaneno kalambe haleo tambah siasa, cicino nopimbalimo wuano kunau nobhari weeno siapumo ciporoku. Ompulu holeo itataliku nobundomo uka ana mohane humende isie haleo hawai hawitemo amia bundomo hake agaano nomongaremo sababu manga ia nook amba ciamo mai gunano nakahumende aso kalambe poolimo nopimbali pukuno kunau, hawai kalambe haleo nodhika pogau “ nde-ndeenomo morokuno weeno ciciu ana, manga ia namina kopusi mai katagia, waimpaemo akotaromia sabha-bhari mia naka mikamataau mai nomeeluau, mongaja uka tatapi naka usaha nggaaso namitabhu aso indau mai mangaia nakodhumanee iwaruno ulingiu”.
Inae cula-Cula Kadhaneeno Puku Kunau.     


Terjemahan:

ASAL MULA POHON ENAU
Pada zaman dahulu kala tinggallah seorang puteri pada suatu kampong di atas pegunungan, begitu cantik gadis tersebut, sehingga menarik semua orang yang melihatnya.
Pada suatu saat ada seorang pemuda yang selalu melihat puteri tersebut disungai. Pemuda tersebut langsung menyampaikan sepata kata kekagumannya terhadap puteri itu yang menandakan keinginan yang tersembunyi dalam hati (menurut pemuda itu). Sehingga pada suatu hari dianggap sebagai hari yang baik pemuda tersebut datang melamar puteri yang merupakan lamaran pertama yang datang pada puteri yang cantik jelita itu. Tanpa berpikir panjang puteri tersebut menerima lamaran yang dating sebab puteri itu berprinsip menolak hajat seseorang akan membawa akibat atau musibah dikemudian hari. Beberapa waktu kemudian lamaran kedua pun datang, puteri tersebut juga menyambut dengan baik karena dia konsisten dengan prinsipnya. Enam bulan kemudian jumlah pemuda yang datang melamarnya sudah 40 orang dan tidak ada yang ditolaknya. Setelah tiba waktu yang telah ditentukan ke 40 pemuda tersebut datang dengan tuan yang sama yakni mendesak putrid untuk menentukan hari pernikahan. Akhirnya putrid menyesali perbuatannya dan tidak bisa lagi mengambil keputusan untuk menetapkan waktu pernikahan karena melihat betapa banyak pemuda yang datang melamarnya. Karena puteri tidak dapat mengambil keputusan, akhirnya ia meminta waktu 40 hari kepada pemuda-pemuda tersebut tiap sepuluh hari meraka datang menemui puteri.
Sepuluh hari pertama, hadirlah pemuda-pemuda pelamar tadi dengan harapan siapa nanti yang akan diterima menikahi puteri yang cantik jelita itu, namun apa gerangan yang terjadi ? Pemuda-pemuda tersebtu heran karena melihat puteri itu telah berubah wujud kaki puteri tersebut telah berubah menjadi himpunan akar, sepuluh hari kedua jumlah pemuda yang datang makin berkurang pemuda yang datang melamar dan keadaan puteri tersebut badannya telah berubah menjadi batang, lalu 10 ketiga datang lagi pelamar pemuda tersebut dan jumlahnya makin berkurang keadaan puteri tersebut makin menggenaskan yakni susunya berubah menjadi mayang sudah dapat disadap. Pada 10 hari ke empat datanglah pemuda pelamar itu tetapi hanya tersisa satu orang sementara yang lain telah mengundurkan diri sebab mereka merasa tidak perlu lagi melamar puteri yang telah berubah menjadi pohon enau, dan puteri itu sempat bersumpah “ Barang siapa yang minum air susuku, mereka akan merasa pusing dan ketagihan, dimanapun aku berada semua orang akan mencari dan mencintai diriku dan mereka akan berusaha untuk mendapatkan aku lalu mereka akan berada dibawah pengendalianku.
Demikianlah Asal Usul Pohon Enau.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar